Ladiestory.id - Pneumonia adalah kondisi di mana paru mengalami peradangan akibat infeksi bakteri maupun virus. Pada lansia dan anak-anak, peradangan paru dapat berisiko fatal. Oleh sebab itu diperlukan upaya pencegahan yang tepat, yakni dengan menerapkan pola hidup sehat, serta mendapatkan vaksin pneumonia.
Vaksin pneumonia adalah salah satu upaya menurunkan risiko seseorang terkena radang paru (pneumonia) akibat infeksi Streptococcus pneumoniae atau bakteri pneumokokus. Pemberian vaksin ini tidak berarti membuat seseorang terbebas dari risiko mengalami pneumonia. Namun, pemberian vaksin pneumonia dapat meringankan gejala serta mencegah risiko terjadinya komplikasi.
Indikasi Vaksin Pneumonia
Pada dasarnya, vaksin diberikan untuk merangsang daya tahan tubuh agar menciptakan antibodi yang kemudian dapat mengenali kuman, sehingga tidak terinfeksi. Prinsip ini juga berlaku untuk pemberian vaksin pneumonia, yakni melindungi orang yang telah mendapatkan vaksin dari infeksi pneumonia maupun penyakit lain akibat infeksi bakteri pneumokokus, termasuk bronkopneumonia dan meningitis, bahkan sepsis.
Berdasarkan tujuan utamanya, vaksin pneumonia diberikan pada beberapa kelompok maupun kondisi berikut ini:
Anak yang berusia kurang dari 5 tahun
Lansia
Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk mereka yang sedang menjalani kemoterapi, penyandang diabetes, maupun pengidap HIV
Memiliki kelainan bawaan, terutama penyakit jantung bawaan
Menderita penyakit kronis, seperti asma, diabetes, dan gagal ginjal kronis
Mengalami kelainan darah, seperti thalasemia dan anemia sel sabit
Memiliki riwayat operasi, seperti operasi implan koklea, transplantasi organ, atau pengangkatan limpa
Memiliki kebiasaan merokok
Manfaat Vaksin Pneumonia
Fungsi vaksin pneumonia adalah merangsang tubuh dalam membentuk antibodi, yang bergunauntuk mengenali bakteri pneumokokus. Dengan demikian, orang yang sudah mendapatkan vaksin pneumonia akan lebih mampu melawan bakteri tersebut.
Berikut ini adalah beberapa manfaat vaksin pneumonia yang bisa didapatkan:
1. Mencegah penyakit pneumonia akibat infeksi Streptococcus pneumoniae
2. Mengurangi keparahan gejala pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri pneumokokus
3. Mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat penyakit pneumonia, termasuk sepsis
4. Melindungi kelompok rentan
5. Mencegah terjadinya stunting
6. Mencegah penyebaran penyakit pneumonia
Vaksin Pneumonia untuk Jamaah Haji dan Umrah
Vaksinasi pneumonia juga sering kali diberikan pada para calon jamaah haji dan umrah sebelum keberangkatan. Meskipun bukan merupakan salah satu vaksinasi wajib untuk beribadah haji dan umroh, vaksinasi pneumonia dapat membantu melindungi kesehatan para jamaah, sehingga ibadah dapat tetap dilakukan dengan optimal.
Jenis Vaksin Pneumonia
Terdapat 2 jenis vaksin pneumonia yang tengah beredar, yang sama-sama efektif untuk mencegah infeksi akibat bakteri pneumokokus. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:
1. Pneumococcal conjugate vaccine (PCV)
Vaksin ini mencegah radang paru-paru yang disebabkan oleh 13-15 jenis bakteri pneumokokus. Vaksin pneumonia jenis ini diberikan pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang berisiko terinfeksi.
2. Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23)
Vaksin ini akan memberikan perlindungan terhadap 23 jenis bakteri penyebab pneumonia. Umumnya jenis vaksin pneumonia ini diberikan pada perokok aktif, lansia, orang dewasa, maupun anak yang berusia lebih dari 2 tahun.
Jadwal Pemberian Vaksin Pneumonia
Ada perbedaan jadwal pemberian vaksin pneumonia berdasarkan kelompok usianya. Berikut ini adalah jadwalnya:
Anak
Anak yang berusia kurang dari 1 tahun akan mendapatkan 3 dosis vaksin pneumonia, dengan jadwalvaksinasi pertama saat anak berusia 2 bulan, kemudian dosis ke-2 saat anak berusia 4 bulan, dan dosis terakhir pada saat anak berusia 6 bulan. Vaksin untuk dosis pengulangan diberikan pada saat anak menginjak usia 12–15 bulan.
Orang Dewasa
Orang dewasa akan mendapatkan vaksin pneumonia dalam 2 tahap. Vaksin pneumonia yang pertama diberikan adalah vaksin jenis PCV, sedangkan vaksin pneumonia jenis PPV diberikan dengan jeda waktu 1 tahun setelah pemberian vaksin PCV.
Persiapan Vaksin Pneumonia
Sebelum mendapatkan vaksin pneumonia, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi. Dengan berkonsultasi, dokter dapat memberikan saran terbaik sesuai dengan kondisi Anda.
Saat konsultasi, sebaiknya informasikan riwayat kesehatan Anda, termasuk obat dan suplemen yang rutin dikonsumsi, alergi, maupun adanya keluhan maupun alasan khusus melakukan vaksin ini. Bagi pasien wanita, status kehamilan, seperti sedang merencanakan kehamilan, hamil, maupun menyusui, juga perlu diinformasikan ke dokter saat konsultasi.
Riwayat kesehatan keluarga juga perlu diinformasikan, terutama menyangkut riwayat alergi dan kelainan perdarahan, maupun autoimun.
Anda juga sebaiknya menginformasikan jika memiliki salah satu kondisi yang merupakan kontraindikasi vaksin pneumonia berikut ini:
Memiliki riwayat alergi, bahkan anafilaksis, setelah mendapatkan vaksin pneumonia
Memiliki riwayat alergi dengan salah satu komponen vaksin, atau vaksin yang mengandung difteri toksoid
Selain itu, jika Anda sedang merasa kurang sehat atau mengalami gejala yang mengarah pada penyakit pneumonia, sebaiknya periksakan diri terlebih dahulu ke dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi. Apabila Anda dinyatakan sedang mengalami penyakit pneumonia, maka Anda perlu menjalani pengobatan terlebih dahulu sampai sembuh, barulah bisa mendapatkan vaksin pneumonia.
Setelah dokter mengevaluasi dan memberikan arahan sekaligus jadwal vaksin pneumonia, Anda cukup mengikuti saran tersebut. Pastikan Anda cukup beristirahat, dalam kondisi prima, dan tidak sedang sakit mendekati jadwal pemberian vaksin pneumonia.
Prosedur Vaksin Pneumonia
Prosedur vaksin pneumonia tidak memakan waktu lama. Hanya saja, pemeriksaan ulang untuk memastikan kondisi Anda prima ketika menerima vaksin tetap perlu dilakukan. Pemantauan setelah vaksin disuntikkan juga dilakukan untuk memastikan tidak ada efek samping serius yang Anda alami.
Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:
1. Pemeriksaan fisik
Biasa dilakukan oleh petugas medis, dengan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, suhu tubuh, saturasi oksigen, tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan detak jantung.
2. Suntik
Ketika hasil pemeriksaan fisik normal, dan Anda dinyatakan prima untuk menerima vaksin, dokter akan mempersiapkan lokasi vaksin yang akan disuntikkan dengan mendisinfeksi menggunakan alcohol swab. Saat sudah kering, barulah dokter menyuntikkan vaksin pneumonia dan kemudian menutupnya menggunakan plester.
3. Pemantauan pasca Penyuntikan
Setelah vaksin pneumonia disuntikkan, Anda akan dipantau sekitar 15-30 menit untuk memastikan tidak terjadi efek samping yang parah. Jika sudah dinyatakan aman dari efek samping vaksin pneumonia, Anda diperbolehkan pulang dan beraktivitas seperti biasa.
Efek Samping Vaksin Pneumonia
Sama seperti pemberian vaksin lain, vaksin pneumonia juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, dari yang ringan hingga yang berat. Berikut ini adalah beberapa contoh efek samping yang mungkin terjadi:
Demam ringan
Nyeri atau sakit, bengkak, dan kemerahan di area penyuntikan vaksin yang akan membaik dalam 2-3 hari setelah vaksin diberikan
Menggigil
Tidak nafsu makan
Nyeri otot atau pegal-pegal
Sakit kepala
Anafilaksis atau reaksi alergi berat
Umumnya efek samping setelah vaksin pneumonia ini akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 2-3 hari. Jika keluhan yang terjadi setelah mendapatkan vaksin tidak kunjung membaik dalam 3 hari, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.