1. Entertainment
  2. Tak Hanya Lansia, Hipertensi Juga Bisa Serang Usia Muda
Entertainment

Tak Hanya Lansia, Hipertensi Juga Bisa Serang Usia Muda

Tak Hanya Lansia, Hipertensi Juga Bisa Serang Usia Muda

Hipertensi. (Freepik.com)

Ladiestory.id - Berdasarkan data World Health Organization (WHO), di tahun 2023 terdapat 1,28 miliar penduduk dunia berusia 30-79 tahun menderita hipertensi. Hampir ⅔ nya hidup di negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Kondisi ini dipengaruhi oleh oleh gaya hidup yang tidak sehat, karenanya hipertensi bukan hanya musuh bagi orang dewasa atau pun lansia. Penyakit ini juga bisa ditemui pada pasien anak-anak, remaja, usia produktif, hingga ibu hamil. 

dr. BRM. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA, selaku Sekretaris Jenderal Indonesian Society of Hypertension (InaSH) mengungkapkan bahwa hipertensi pada anak dan remaja merupakan masalah kesehatan yang perlu diperangi, karena insidensi, tingkat morbiditas, dan tingkat mortalitasnya semakin substansial.

“Peningkatan angka kejadian hipertensi pada anak dan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan kejadian obesitas, anak kurang beraktivitas, terlalu banyak bermain gadget, asupan makanan yang tinggi kalori, tinggi garam,” jelas dr. Ario dalam  Press Conference ‘The 19th Scientific Meeting Indonesian Society of Hypertension (InaSH) 2025’ di Sheraton Grand Jakarta, Jumat (21/2/2025).

“Bagi remaja, konsumsi minuman yang mengandung alkohol dan kafein, kebiasaan merokok, stres mental, dan kurang tidur, juga memicu hipertensi. Jika sudah terkena hipertensi saat usia muda, maka sampai dewasa mereka akan menjalani hidup dengan pengobatan hipertensi, serta memperbesar risiko penyakit kardiovaskular pada masa dewasa,” sambungnya.

dr. BRM. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA, selaku Sekretaris Jenderal InaSH. (Ladiestory.id / Bulan Maghfira)

 

Follow our
media updates!

Lebih lanjut, dr. Ario juga menjelaskan bahwa batasan tekanan darah normal pada anak itu berbeda-beda. Hal itu tergantung pada kelompok umur, jenis kelamin, dan tinggi badan anak. Berbeda dengan orang dewasa yang menggunakan satu batasan tekanan darah normal untuk semua umur, jenis kelamin, dan ukuran tubuh.

“Idealnya, mulai dari usia 3 tahun, anak bisa mulai menjalani pemeriksaan tekanan darah, setidaknya setahun sekali, seperti halnya pengukuran berat dan tinggi badan yang perlu dilakukan pada setiap anak secara regular. Pada anak-anak dengan riwayat lahir prematur, berat lahir kurang dari 2500 gram, atau riwayat dirawat di ruang perawatan intensif/ICU, memerlukan pemeriksaan tekanan darah lebih dini lagi,” kata dr. Ario.

Sementara hipertensi pada usia muda atau usia produktif mempengaruhi 1 dari 8 orang dewasa berusia antara 20 dan 40 tahun. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tensimeter sebesar 10,7% pada kelompok usia 18–24 tahun dan 17,4% pada kelompok 25–34 tahun. Namun data SKI 2023 juga menuliskan bahwa berdasarkan diagnosis dokter kelompok umur 18-24 prevalensi hipertensi sebesar 0,4% dan kelompok umur 25-34 sebesar 1,8%. 

Kesenjangan antara angka kejadian berdasarkan tensimeter dan diagnosis dokter perlu menjadi perhatian. Ini memunculkan dugaan bahwa banyak anak muda yang kurang aware terhadap indikasi dari hipertensi, sehingga tidak melanjutkan pengobatan ke dokter meskipun angka tensimeternya tinggi.

“Hipertensi pada usia muda perlu menjadi perhatian khusus, karena seperti diketahui, hipertensi tidak bisa disembuhkan total, tetapi hany dapat dikontrol. Jika sudah menderita hipertensi di usia muda, maka akan terjadi penurunan kualitas hidup saat dewasa hingga lansia. Namun, jika memang sudah terjadi, maka kejadiannya bisa diatasi dengan tetap menerapkan gaya hidup sehat, mengonsumsi obat-obatan secara patuh, dan melakukan pemantauan rutin,” pungkasnya.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel